Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai meninjau Pasar Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). (Sumber: BPMI Setpres)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra
PURWOREJO, KOMPAS.TV – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, meskipun ada kenaikan harga beras di Indonesia, namun kenaikannya tidak sedrastis di negara-negara lain. Namun, ia tak menyebutkan negara-negara yang dimaksud dan persentase kenaikan harga berasnya.
Jokowi memastikan stok cadangan beras tetap aman, sehingga stabilitas harga tetap terkendali meskipun musim panen mengalami kemunduran akibat fenomena El Nino.
“Kita bisa mengendalikan karena stok Bulog saat ini juga sangat baik akhir tahun kemarin masih di angka 1,4 juta ton dan ini akan masuk lagi untuk cadangan strategis agar betul-betul kita aman, karena memang panennya nanti akan mundur sedikit,” kata Jokowi usai meninjau Pasar Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).
“Ada perubahan iklim, ada super El Nino, kemudian 22 negara stop tidak mengekspor berasnya, sehingga terjadi keguncangan harga beras, harga pangan di dunia. Semua, semua negara mengalami tetapi negara kita kenaikannya tidak sedrastis negara-negara lain,” tambahnya.
Baca Juga: Jokowi Sebut 37 Jembatan Callender Hamilton di Pulau Jawa Harus Diperbaiki
Meski menurut Jokowi kenaikan harga beras di Indonesia tak setinggi di negara-negara lain, faktanya kenaikan harga beras menjadi penyumbang utama inflasi pada 2023.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan 2023 sebesar 2,61 persen dan komoditas penyumbang utamanya adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,53 persen.
Dalam kesempatan berbeda, Presiden Jokowi mengapresiasi peran para petani dalam meningkatkan produksi jagung sehingga nilai impor jagung nasional menurun.
Kepala Negara menargetkan hal tersebut juga berlaku pada komoditas padi, sehingga angka produksi terus bertambah dan cadangan strategis beras pemerintah dapat diamankan.
Baca Juga: BPS: Inflasi Tahun 2023 2,61%, Terendah dalam 20 Tahun Terakhir
“Saya harus menyampaikan acungan jempol untuk para petani yang menanam jagung sehingga yang padinya ini juga harus dikejar agar tidak impor. Tetapi ini saya tahu perlu tahapan. Mungkin tanam tahun ini yang pertama mungkin belum, tapi yang kedua moga-moga sudah mencapai lagi (produksi beras),” tuturnya saat menghadiri acara pembinaan petani se-Provinsi Jawa Tengah di GOR Satria Kota Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).
Guna mendukung hal tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan, pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia menyiapkan 1,7 juta ton pupuk bagi para petani. Pupuk tersebut akan dibagi menjadi dua jenis yaitu pupuk bersubsidi dan nonsubsidi.
“Yang bersubsidi itu 1,2 juta ton, yang tidak bersubsidi 500 ribu ton. Inilah yang kita harapkan agar yang namanya pupuk sudah tidak bermasalah,” lanjutnya.
Baca Juga: BPS Catat Inflasi Bulanan Desember 2023 Sebesar 0,41 Persen dan Inflasi Tahunan 2,61 Persen
Di sisi lain, kata Jokowi, https://gunakanlah.com/ pemerintah terus berupaya untuk menyiapkan tambahan anggaran subsidi pupuk pada 2024.
“Kita ini dari Menteri Pertanian sudah mengajukan, dari Kementerian Keuangan nanti juga akan mendorong agar segera itu bisa direalisasikan,” tambahnya.