Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (4/1/2024), menandatangani sebuah dekret yang mempercepat proses pemberian kewarganegaraan Rusia kepada orang asing yang berdinas di militer. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra
MOSKOW, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (4/1/2024), menandatangani sebuah dekret yang mempercepat proses pemberian kewarganegaraan Rusia kepada orang asing yang berdinas di militer.
Dekret tersebut memerintahkan agar putusan pemberian kewarganegaraan dikeluarkan tidak boleh lebih dari sebulan, bukan tiga bulan seperti sebelumnya.
Langkah ini diambil ketika Moskow berupaya untuk mengisi ulang pasukannya di Ukraina dengan berbagai cara, termasuk perekrutan imigran.
Rusia menjadi magnet bagi ratusan ribu orang dari negara-negara Asia Tengah yang lebih miskin, dan setiap tahunnya, banyak di antara mereka yang mencari kewarganegaraan.
Putin pertama kali mengizinkan jalur cepat pemberian kewarganegaraan kepada orang asing yang menandatangani kontrak dengan militer Rusia pada September 2022, sesaat setelah mengumumkan mobilisasi sebagian yang memanggil 300.000 tentara cadangan untuk diterjunkan ke Ukraina.
Imigran yang menandatangani kontrak selama setidaknya satu tahun dan ikut serta dalam pertempuran aktif selama setidaknya enam bulan, diizinkan untuk mengajukan kewarganegaraan tanpa menunjukkan pengetahuan yang memadai tentang bahasa Rusia atau fakta mereka telah tinggal di negara itu selama lima tahun berturut-turut dengan izin tinggal.
Pasangan dan anak-anak mereka juga memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan kewarganegaraan.
Menurut dekret presiden pada waktu itu, pihak berwenang berkewajiban memutuskan permohonan semacam itu dalam waktu tiga bulan.
Dekret Putin lainnya pada Mei 2023 lebih menyederhanakan prosedur tersebut: klausa tentang ikut serta dalam pertempuran aktif selama setidaknya enam bulan dihapus, dan siapa pun yang menandatangani kontrak selama setidaknya satu tahun selama “operasi militer khusus” Kremlin di Ukraina, serta pasangan dan anak-anak mereka, diizinkan mengajukan permohonan lewat prosedur cepat tersebut.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tembak Rudal dan Drone Jarak Jauh, Lalu Klaim Tembak Jatuh Serangan Lawa
Belum ada komentar langsung dari Kremlin mengenai alasan Putin melakukan perubahan tersebut.
Dekret baru ini datang di https://kesulitanitu.com tengah laporan media tentang razia polisi di kota-kota Rusia yang menargetkan para imigran.
Menurut laporan tersebut, mereka yang ditahan dalam razia semacam itu sering kali ditawari atau bahkan dipaksa untuk menandatangani kontrak dengan militer.
Mereka yang baru-baru ini memperoleh kewarganegaraan Rusia juga dilaporkan dikirim ke kantor perekrutan untuk menentukan apakah mereka memenuhi syarat untuk menjalani dinas wajib.
Razia terbaru, yang dilaporkan oleh surat kabar independen Novaya Gazeta, terjadi pada malam tahun baru 2024 di St. Petersburg. Sebanyak lebih dari 3.000 imigran dilaporkan ditahan.
Laporan tersebut mengutip sumber polisi yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan tujuan razia tersebut adalah menemukan pria-pria yang dapat direkrut menjadi tentara.
Pada musim gugur 2022, otoritas Moskow menayangkan iklan perekrutan dan penawaran kewarganegaraan cepat dalam bahasa Uzbek, Tajik, dan Kyrgyz di beberapa rute bus, seperti yang dilaporkan oleh RBK.