Petugas Hizbullah memeriksa bangkai mobil di lokasi serangan drone Israel yang menyasar Wakil Kepala Hamas Salih Al-Aruri di dekat kompleks apartemen di Beirut, Lebanon, Rabu (3/1/2024). (Sumber: Hussein Malla/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari
BEIRUT, KOMPAS.TV – Israel bersiap menghadapi pembalasan usai membunuh salah satu pimpinan Hamas, Salih Al-Aruri dalam serangan drone di Beirut, Lebanon pada Selasa (2/1/2024) lalu. Serangan drone ke jantung kota Beirut ini berpotensi memicu eskalasi dan meningkatkan risiko konflik lebih luas di Timur Tengah.
Salih Al-Aruri merupakan wakil kepala Hamas dan menjadi pejabat tertinggi Hamas yang terbunuh usai perang Israel-Gaza terjadi pada 7 Oktober lalu. Al-Aruri juga dipandang sebagai tokoh penting yang menghubungkan Hamas dengan Hizbullah.
Baca Juga: Amerika Serikat Tolak Pernyataan Menteri Israel soal Pengusiran Warga Palestina dari Gaza
Pejabat-pejabat pemerintahan Israel sejauh ini belum menanggapi serangan drone tersebut. Namun, pada Rabu (3/1), juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Daniel Hagari menyebut pasukannya “dalam kondisi siaga penuh terhadap skenario apa pun.”
Sementara itu, Direktur Mossad David Barnea berjanji pihaknya akan terus memburu anggota Hamas. Barnea menyatakan bahwa pihaknya akan memburu siapa pun yang terkait serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, termasuk otak serangan.
Hizbullah sendiri telah berikrar akan menanggapi dan memberi “hukuman” atas serangan Israel ke Beirut. Pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah sebelumnya berjanji akan membalas setiap serangan Israel terhadap pemimpin sekutu Hizbullah di Lebanon.
Hizbullah dan pasukan Israel https://madusekali.com diketahui terlibat baku tembak di perbatasan sejak awal Oktober lalu. Namun, Hizbullah sejauh ini enggan memicu eskalasi lebih jauh lawan Israel.